Rakaat Shalat itu Logis

Suatu pagi saya mendengarkan radio yang membawakan acara ceramah dari seorang ustadz. Walaupun saya tidak mendengar secara utuh dari awal saya dapat menangkap isinya yang mana membahas sebuah pertanyaan penelpon tentang logis dan tidaknya rakaat-rakaat shalat.

shalat

Ayo kita Shalat !

Pak Ustadz mengatakan yang kira-kira begini “…kalo bicara soal logis, shalat subuh itu logisnya bukan dua rakaat, karena waktunya lebih panjang, shalat magrib pun tidak logis, mestinya shalat pada waktu tsb dengan rakaat lebih panjang karena waktunya lebih banyak. Shalat Dzuhur dan Ashar mestinya pendek, karena dilakukan disaat kita sibuk bekerja. Tapi terlepas dari itu kita tidak usah bicara bahwa itu tidak logis, karena itu sudah menjadi ketentuan Allah SWT….”

Saya mengerti bahwa Pak Ustadz tidak ada sama sekali bermaksud mempermasalahkan aturan Allah SWT tentang aturan rakaat shalat. Mungkin hal itu hanya sebagai jawaban terhadap masalah ketidakmengertian penelpon yang menganggap aturan jumlah rakaat shalat tidak logis dengan waktu. Namun menurut hemat saya alangkah bijak kalau jawaban yang diberikan tidak menyebut masalah logis dan tidak logis, karena itu sama dengan membuka celah yang mengesankan bahwa dalam Agama Islam ada sesuatu yang tidak logis, dimana dalam pelaksanaannya haruslah diterima saja sebagai manifestasi ketaatan (dogma).

Bicara soal logis dan tidak logis, saya tidak sependapat karena merasa tidak demikian adanya. Semua hal dalam Islam adalah logis, bukankah firman Allah pada Saat Rasulullah melaksanakan haji Wada (jika salah mohon koreksi), “…hari ini telah kusempurnakan Agamamu…”. Bisa dibayangkan yang mengatakan sempurna ini adalah Allah, Allah yang maha segalanya, Maha Sempurna dan maha bijak dalam membuat aturan dan maha logis tentunya.

Baiklah mungkin saya tidak lucu kalau hanya menilai pendapat orang lain tanpa punya alasan sendiri. Sebelumnya saya mohon maaf karena ini mungkin pendapat saya pribadi, dan tentu saja setiap orang belum tentu sama tergantung nalar dan pemahaman masing-masing.

Saya ingin memahami makna aturan rakaat shalat dimulai dari memaknai sifat Maha Bijak Allah. Allah SWT mengetahui semua kondisi mahluknya, ada yang secara jasmani kuat ada pula yang lemah, ada yang punya banyak waktu, ada pula yang punya sedikit. Cuma contoh kecil saja, ada banyak milyaran umat manusia dengan kondisi yang cuma Allah saja yang tahu.

Adapun pendapat menurut pemahaman pribadi saya adalah :

  • Kenapa shalat subuh cuma dua rakaat? Waktu subuh itu pendek, beberapa menit saja sudah menyingsing matahari. Kenapa Allah SWT tidak mendinikan waktu subuh ? Ada sebagian orang yang dituntut kerja lebih keras dari orang lainnya, ada pula yang karena lokasi kerja jauh maka harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat. Biasanya kondisi yang demikian menuntut tenaga ektra, otomatis keperluan istirahat bertambah. Bila harus selalu bangun lebih dini, maka istirahatnya kurang, badan bisa lemah dan gampang sakit. Dengan rakaat yang pendek shalat jadi lebih cepat selesai.
  • Kenapa shalat dzuhur dan Ashar itu panjang ? Allah SWT sayang sekali terhadap umat Islam. Bahwa umat Islam itu harus menyeimbangkan antara hidup di dunia dan akhirat. Tidak seharusnya kita kerja terus-terusan, tidak seharusnya pula umat Islam bekerja seperti mesin, disela-selanya ada waktu untuk istirahat. Istirahat yang baik menurut Allah SWT adalah shalat, pada saat itu gerakan shalat adalah relaksasi jasmani dan bacaan shalat adalah relaksasi rohani. Dan beruntunglah kalau rakaatnya agak panjang, sebab dengan demikian istirahatpun jadi panjang. Kita jadi ingat senam pagi waktu SD dulu, setelah melakukan gerakan senam kita lakukan relaksasi juga bukan?
  • Waktu shalat maghrib cuma tiga rakaat. Seperti halnya subuh, waktu maghrib itu singkat. Saya juga sering memperhatikan disekitar lingkungan saya, disaat orang-orang tua bercengkrama dan anak-anak ramai bermain di halaman rumah, seketika terdengar suara adzan maghrib, seketika itu pula semua masuk ke rumah atau pergi ke mesjid. Kesan ini saya tangkap seolah Allah SWT ingin berkata kepada umatnya, “..hei jangan engkau terus beraktifitas, sudahlah untuk hari ini, istirahatlah !”
  • Demikian pula waktu Isya yang panjang logis saja rakaatnya ada empat. Kita diberi kesempatan bermunajat, juga merenungi apa yang sudah dilakukan seharian penuh apakah sudah benar ataukah masih banyak hal yang tidak semestinya dilakukan dengan tenang karena waktunya banyak.

Itulah sekelumit pendapat saya tentang makna logisnya aturan rakaat shalat dihubungkan dengan waktu, tentunya tanpa ada maksud mencela pendapat orang lain. Selebihnya wallahu a’lam, cuma Allah yang tahu apa maksudnya.

Bila ada kata atau data yang salah, mohon kiranya dikoreksi dan dimaafkan. Itu semua tidak lepas dari ketiadaan kemampuan saya sebagai manusia.

Wassalamu Alaikum WrWb

*Referensi lain mengenai manfaat gerakan shalat bisa ditemui di sini

4 Komentar »

  1. makasih infonya kang!

    salam hangat!

  2. thank’s infonya! salam kenal salam kenal ja dulu

  3. Thanks ya temans. salam kenal juga.

  4. Neng Keke said

    Penjelasan logis dan ga’ ribet. Insya Allah mau mulai sholat subuh tepat waktu aaahhh… 🙂

RSS feed for comments on this post · TrackBack URI

Tinggalkan komentar